Fenomena Tanah Bergerak Terjadi di Gampong Lam Kleng Aceh



 Peristiwa alam berbentuk tanah bergerak berlangsung di Gampong Lam Kleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Mengakibatkan beberapa mtr. tanah terlihat merenggang dan beberapa turun dari tempatnya sebelumnya.


Info tentang tanah bergerak ini juga dibetulkan oleh Ilyas, masyarakat daerah di tempat saat ditemui di posisi tanah bergerak.


"Kata orang yang telah lakukan pengecekan ini disebutkan jika peristiwa tanah bergerak," kata Ilyas.


Pria itu mengatakan, awalnya di daerah mereka tidak pernah berlangsung peristiwa tanah bergerak, dan peristiwa ini ialah pertama kali.


Dia menceritakan, awalnya posisi yang tidak jauh dari tanah bergerak adalah sisa sungai. Namun sungai itu disebutkan telah lebih dari 30 tahun mati sebab berlangsung pendangkalan. Jalur sungai baru terbentuk, tetapi jaraknya lebih 300 mtr. dari posisi.


"Jadi dmemang ini sungai dulunya. Dulu ada juga galian C, kemungkinan ada dampak dari sana. Jika sudah banyak diambil pasir, sudah berubah tanah ini," katanya menyangka.


Situs Slot Online Amatan di posisi, tanah yang bergerak sudah membuat sela dan letakan sejauh lebih 200 mtr.. Disamping itu tanah yang bergerak turun diprediksi sudah capai di atas 50 cm..


Geuchik Gampong Lam Kleng, Muhammad menjelaskan, minimal ada 14 rumah yang terhitung dalam bentang garis tanah bergerak itu terhitung jalan perkampungan.


"Ada 14 rumah yang diprediksi mempunyai potensi," bebernya.


Untuk beberapa waktu posisi tanah bergerak jangan dipepet masyarakat. Maksudnya untuk menghindar beberapa hal yang tidak diharapkan.


"Untuk saat ini telah kita perintah ke masyarakat agar tidak lewat garis polisi," katanya.


Salah satunya rumah masyarakat yang paling berat terimbas ialah punya Ramli. Cukup terang tanah yang berada di halaman belakang tempat tinggalnya turun ke bawah.


Saat reporter berkunjung di posisi, cuman istri Ramli namanya Fitrina yang ada. Dia juga menjelaskan awalannya tanah mereka rata atau mungkin tidak mempunyai patahan seperti sekarang ini. Namun, pada Minggu (10/1/2021) lalu, mendadak saja tanah ada di belakang tempat tinggalnya terlihat retak.


Dia dan si suami awalannya tidak begitu mempedulikannya, tetapi 2 hari selanjutnya atau persisnya pada Selasa (12/1/2021), retakan makin kronis. Bahkan juga tanahnya mulai turun.


"Awalannya ini rata, tetapi ini sudah turun ke bawah," kata Fitrima menceritakan.


"Peristiwa tidak berasa, keluar pagi saksikan telah bergelombang dan siangnya telah pecah. Peristiwa hari Selasa," paparnya.


Fitrina juga benarkan apa yang saat sebelum dikisahkan oleh Ilyas, jika peristiwa tanah bergerak ini adalah pertama kali dirasakan daerah mereka.


Walau status tempat tinggalnya itu termasuk beresiko, tetapi istri Ramli itu akui malas untuk berpindah atau pindah.


"Kita benar-benar takut. Ada disebut untuk tidak boleh tinggal di dalam rumah, tetapi ingin bagaimana kembali dan ingin tinggal di mana," bebernya menceritakan.


Saat didatangi, tidak ada terlihat pertanda berdirinya tenda genting yang dibuat masyarakat atau lembaga pemerintahan berkaitan. Walau sebenarnya, awalnya disebutkan jika posisi sudah didatangi oleh faksi Kepolisian Resort Aceh Besar, anggota DPR Kabupaten, dan periset dari Kampus Syiah Kuala.


Postingan populer dari blog ini

A recession is coming in the U.S., and ‘a few rate cuts’ won’t prevent it, says strategist

The selection was actually based upon "the need for closeness towards pertinent stakeholders and also markets,"

Akun Media Sosial Trump Diblokir, Lembaga HAM: Tindakan yang Benar